Program itu diharapkan mampu menjadi penguatan ekonomi masyarakat di saat situasi ekonomi nasional sedang lemah.
Program pendampingan pengembangan ekonomi berbasis kewilayahan yang tersebar di 45 kelurahan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp6 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) kota Y=
ogyakarta Aman Yuriadijaya, Jumat (29/11), mengatakan seluruh UMKM yang didampingi memiliki konsentrasi perdagangan lokal.
"Kita membantu usaha sektor riil pada pasar lokal. Program kita ini merupakan program penguatan UMKM lokal," katanya.
Untuk produk-produk kerajinan, pihak Disperindagkop Kota Yogyakarta juga memberikan fasilitas pendampingan dengan mengikutsertakan para produsen kerajinan dalam acara pameran-pameran.
Hingga akhir November ini, kata Aman, pihaknya menyelenggarakan pameran kerajinan di Bandung yang bertemakan Gelar Produk Kerajinan Jogja.
Berbagai produk kerajinan dipamerkan dalam acara yang digelar di Atrium Utama Bandung Indah Plaza (BIP)di Jalan Merdeka No 56 Bandung, Jawa Barat. "Berbagai kerajinan seperti lilin, bed cover, kulit, wayang klitik, kayu, logam, kuningan, alumunium, hingga kerajinan batik kita pamerkan," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta Rapingun mengatakan, pameran produk kerajinan di Bandung itu merupakan ajang pameran yang juga efektif untuk mengangkat potensi wisata Yogyakarta dari sektor perdagangan khususnya produk kerajinan.
"Permasalahan utama yang dihadapi oleh para UMKM adalah masalah permodalan, inovasi, pemasaran. Pameran adalah langkah kita untuk membantu dalam hal pemasarannya," ungkapnya. (SO/OL-01)